Skip to main content

2 Kaum Penghuni Kampus

source : https://dunia.tempo.co/read/670433/cari-kekasih-kura-kura-ini-berjalan-20-mil



Masa kuliah adalah masa dimana segala keputusan  yang kita ambil diawal  akan berbanding lurus dengan hasilnya diakhir. Misalnya jika kita sebagai mahasiswa males ngampus, maka nilai yang akan kita dapet juga males-malesan. 

Dari berbagai persoalan  yang sangat kompleks, berbelit, dan belibet di kampus, ada 1 persoalan yang menurut gue udah gak perlu di persoalkan lagi. Yaitu soal perbedaan kasta antara 2 kaum penghuni dunia perkuliah, kaum mahasiswa kupu-kupu dan mahasiswa kura-kura.

Ya, pada awal kuliah, kita pasti bakal dihadapkan sama dua pilihan krusial. Jadi  mahasiswa kupu-kupu atau jadi  mahasiswa kura-kura?. Banyak yang bilang kuliah itu jangan jadi kupu-kupu (kuliah pulang- kuliah pulang), tapi jadi kura-kura (kuliah rapat – kuliah rapat) biar hidup gak sia-sia.

Perbandingan mahasiswa kupu-kupu dan kura-kura ini udah mirip perbandingan tom sama jerry, kucing sama anjing, dan duo macan sama duo srigala. Namun istilah seperti ini, kebanyakan dilontarkan sama mahasiswa kura-kura yang notabenenya aktivis kampus dengan nada yang sedikit sarkas kepada mahasiswa kupu-kupu.

Jadi mahasiswa kura-kura emang punya segudang manfaat dan keuntungan. Selain sebagai tempat menempa diri agar jadi pribadi yang open minded  dan berpikiran kritis, jadi kura-kura juga bisa menambah banyak jaringan pertemanan.

Hampir tiap hari mahasiswa kura-kura akan dibayang-bayangi  rapat untuk kegiatan organisasi yang harus diselesaikan  dalam waktu yang tinggal hitungan hari. Kebanyakan dari mereka emang manusia-manusia dengan pikiran kritis dan jiwa yang militan. Ruang sekretariat organisasi yang udah dianggap jadi rumah kedua adalah tempat rehabilitasi sehari-hari setelah menikmati penatnya power point dosen.

Namun dibalik manfaat tersebut, tentu saja ada konsekuensi yang harus dibayar. Nilai adalah harga yang imbang untuk membayar hal tersebut. Kebanyakan kura-kura emang bermasalah sama nilai akademiknya yang anjlog, seanjlog kurs rupiah dimata dolar.

Namun, kadang ada beberapa kaum kura-kura yang tetep ngebet menyeimbangkan akademik dan kegiatan organisasi. Ya, hal ini memang tidak mustahil dilakukan. Namun kesehatan adalah jaminan atas keseimbangan akademik dan organisasi.

Dilain pihak, kaum kupu-kupu yang dicap sebagai mahasiswa tanpa kegiatan, yang kerjanya cuma kuliah pulang, tetap tenang dengan semua hasil akademik, seakan-akan nilai mereka berterbangan dengan gampang, indah dan mudahnya seperti kupu-kupu.

Tapi menurut hasil temuan gue dilapangan, kaum kupu-kupu era sekarang udah gak bisa disamain  sama kupu-kupu era lampau. Kenapa? Karena dijaman digital sekarang ini gak semua kupu-kupu itu gak punya kegiatan diluar kuliah.

Dengan mudahnya dunia e-bussines sekarang ini, ternyata banyak dari kupu-kupu yang jadi freelancer di perusahaan media, ol shop, dan sejenisnya. Ada yang jadi admin olshop di instagram, ada yang jadi desainer serabutan difreepik,  ada yang jadi content writer di start-up keren, dan masih banyak yang lainnya.

Semua emang  berubah setelah kemajuan teknologi menyerang. Jadi, gue berpendapat bahwa menjudge kupu-kupu sebagai kaum tak berkegiatan dan menjudge kura-kura sebagai kaum buang-buang tenaga, itu sudah tidak relevan diwaktu sekarang ini.

Dan yang mengejutkan lagi, setelah gue melakukan riset dilapangan, ada lebih dari 2 kaum yang menjadi penghuni kampus. Selain kaum kura-kura dan kupu-kupu, ada kaum kuman (kuliah makan), kaum lipan (kuliah pulang main), dan satu kaum lagi yang paling mengejutkan, kaum kuda-kuda, kuliah dakwah – kuliah dakwah.

Yahh membahas masa kuliah emang gak ada habisnya. Buat kalian yang mau mengenyam bangku perkuliahan, pikirkan baik-baik, kalian itu mau jadi mahasiswa macem  apa, kupu-kupu, kura-kura, kuman, lipan, atau kuda? Yang penting jangan jadi mahasiswa ghaib, diabsen hadir tapi dikelas gak ada~

Oke sekian aja postingan kali ini, gue ada secercah quote buat postingan kali ini, "Jangan pamerkan sesuatu yang tidak kamu dapat dari hasil jerih payahmu, karena itu sama saja seperti bergantung pada akar yang rapuh". yak bye byeee



Comments

Baca yang lain skuy